Assalamualaykum
wr wb..
안녕하세요…
Intro
dulu yaa. Sejak kecil saya sudah suka menulis. Apapun itu. Paling seneng kalau
ada pelajaran mengarang cerita. Mungkin karena saya juga hobby membaca, jadinya
juga suka menulis. Dengan menulis saya bisa meluapkan apa yang ada dipikiran
saya. Saya bebas meluapkan imajinasi. Saya punya kebiasaan curhat melalui
tulisan.
Dulu waktu jaman SD, SMP dan SMA saya menulis semua yang hal yang saya alami di buku diary. Beli buku diari yang ada gemboknya, biar gak ada yang baca (saat ini semua buku diary saya hilang). Saya juga suka menulis cerpen. Paling seru kalau menulis cerpen bertema horror. Selalu deh nulisnya siang-siang,haha. Dulu sebelum saya punya computer (dibelikan orang tua), saya menulis cerpen di buku. Iya, buku tulis, ditulis pakai tulisan tangan. Niat banget deh waktu itu, hehe. Okay, sudah dulu intronya.
Dulu waktu jaman SD, SMP dan SMA saya menulis semua yang hal yang saya alami di buku diary. Beli buku diari yang ada gemboknya, biar gak ada yang baca (saat ini semua buku diary saya hilang). Saya juga suka menulis cerpen. Paling seru kalau menulis cerpen bertema horror. Selalu deh nulisnya siang-siang,haha. Dulu sebelum saya punya computer (dibelikan orang tua), saya menulis cerpen di buku. Iya, buku tulis, ditulis pakai tulisan tangan. Niat banget deh waktu itu, hehe. Okay, sudah dulu intronya.
Saat
ini adalah jamannya teknologi. Lebih spesifik yaitu media social. Banyak sekali
media social yang ada saat ini. Mulai dari Facebook, Path, Twitter, Instagram
dan lain-lain. Menurut saya sang pengcipta media social membuat aplikasi
tersebut untuk memudahkan komunikasi dan berbagi informasi. Dulu kalau kita
pengen tau tentang informasi yang ada di dunia luar (luar negri), kita harus
nonton berita di televisi. Coba bandingkan dengan sekarang. Berita lebih cepat
menyebar di media social sebelum akhirnya masuk di televisi. Kalau dilihat dari
sisi tersebut, peran media social menurut saya sangat berguna sekali. Tapi yang
sedikit cukup banyak terjadi saat ini, sebagian orang-orang menggunakan media social
untuk Curhat permasalahan pribadi. Dan menurut saya curhatan itu bukan untuk
konsumsi public. Agak miris dengan yang seperti itu. Jujur dulu saya juga
pernah curhat masalah pribadi di salah satu media social, haha. Lama-lama saya pikir-pikir
hal itu sungguh memalukan. Entahlah postingan itu sudah aku hapus atau masih
ada, hehe. Tapi sepertinya masih ada, ya sudah, biarkan orang lain baca. Itu artinya
saya pernah melewati masa anak muda yang alay dan suka galau, haha.
Berkaca
dari hal tersebut, saya mulai menyadari tentang sebuah fakta tentang menulis. Saat
kita menulis sesuatu, kita akan menulis sesuai dengan apa yang dirasakan saat
itu. Dan apa yang tertulis saat itu adalah apa yang ada dalam otak kita. Saat emosi
memuncak, maka hampir 100% tulisan yang tercipta kebanyakan kata-kata negative.
Hal ini karena hati dan otak kita sedang dikuasai oleh emosi yang tidak stabil.
Saat marah, maka yang keluar adalah kata-kata yang kasar (mungkin). Saat sedih,
maka yang keluar adalah kata-kata yang melow-melow drama, haha. Dan kebanyakan
hasil tulisan saat emosi tidak stabil adalah tulisan yang memalukan (menurut
saya) dan tidak pantas dibaca orang lain. Saya menyadari itu setelah membaca
tulisan-tulisan saya sendiri (termasuk postingan lama di blog ini, haha). Sengaja
tidak saya hapus, biar saya tau kalau saya sudah mulai berubah, hehe.
Sejak
saya menyadari hal itu, saya tidak lagi bercurhat-curhat ria di media social. Saat
saya bahagia, marah ataupun sedih, maka saya akan membuka Laptop saya dan
membuka Ms Word dan mulai menulis (mengetik) apa yang saya rasakan saat itu juga.
Kalau marah, ya marah, tulis saja apa yang ada di otak dan dirasakan hati saya.
Bahkan saat sedih terkadang saya menulis sambil menangis. Saat bahagia, seperti
orang gila menulis sambil senyum-senyum sendiri. Setelah puas, saya save
tulisan saya, tidak lupa file tersebut saya password (karena banyak teman saya
yang sering pinjam laptop, menjaga kerahasiaan). Dan setiap minggu atau saat
saya sedang dalam keadaan tenang, benanr-benar tenang, saya mulai membuka file
curhatan saya. Saya baca kembali tulisan tulisan saya saat itu. Terkadang saya
terkejut dengan “tulisan
emosi” saya sendiri. Ada kata-kata kasar, menyedihkan, dan memalukan. Tidak terbayang
gimana kalau tulisan itu orang lain yang membaca. Dari tulisan tersebut, saya
introspeksi diri saya sendiri. Misalkan, saya pernah menulis tentang keluhan
saya saat saya bicara, teman-teman sepertinya cuek tidak tertarik mendengarkan
omongan saya. Saat itu saya sedang membicarakan tentang sesuatu bla bla bla. Nah
dari situ, saya berpikir, mungkin teman-teman tidak suka saya membicarakan hal
tersebut. Atau mungkin teman-teman bosan karena saya bicara terus tentang hal
tersebut. Saya bisa mengingat-ingat dan mengira-ngira banyak hal. Saya jadi berpikiran,
oh ternyata saya orangnya selalu mengulang-ulang pembicaraan yang sama, apalagi
topic tersebut adalah hal yang paling saya suka. Tapi dalam hati saya sedikit
tidak yakin. Akhirnya saya tanya teman tentang hal tersebut, bener gak kalian
gak terlalu suka aku ulang-ulang pembiaraan yang sama? Dan ternyata benar
mereka tidak terlalu nyaman kalau aku ulang-ulang pembicaraan yang sama. Nah akhirnya
aku tau satu sifat tidak baik dari diri aku. Akhirnya, kalau saya sudah pernah
bicara topic A, ya sudah jangan diulang-ulang terus (untuk saat itu). Jangan ragu
tanya sama teman kita tentang sifat baik dan buruk kita. Saya yakin, teman yang
baik akan menjelaskan kepada kita dengan cara yang baik dan juga bisa
memberikan saran yang baik. Tapi kalian harus yakin, teman ini adalah teman
yang benar-benar baik terhadap kita. Banyak sekali yang bisa kita peroleh
dengan membaca lagi tulisan emosi kita.
Coba deh pembaca sekalian praktekkan cara saya di
atas. Jangan terburu emosi curhat di media social. Salurkan “bakat menulis”
kita di computer kita sendiri. Simpan dalam waktu yang agak lama, kemudian buka
dan baca lagi. Pahami diri kalian sendiri melalui tulisan tersebut. Koreksi apa
yang salah, dan ubahlah menjadi lebih baik. Saya rasa itu lebih baik daripada
mengumbar curhatan di media social. Saran saya, kalau mau posting sesuatu di
media social, mending sesuatu yang bermanfaat, yang memotivasi. Missal posting
resep masakan, tempat liburan, kata-kata mutiara, tips-tips jalan-jalan, ya
pokoknya yang bermanfaat begitu.
Sekian dulu tulisan malam hari ini. Semoga tulisan
saya bisa menginspirasi. Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan dan
menyinggung hati para pembaca. Saya hanya menuangkan apa kata hati saya. Saya tau
tidak semua orang bisa menerima pendapat saya (mengenai tulisan di atas), saya
hanya berusaha membagikan sesuatu yang menurut saya bermanfaat.
Wassalamualaikum wr wb..
Selamat malam.. 아녕히 주무세요..
Terima Kasih.. 감사합니다..
Nice post. Teruskan mbak!!! :-)
BalasHapusMakasih Dhea.. ^.^
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus