Kamis, 16 Juni 2016

INTROSPEKSI DIRI MELALUI TULISAN


Assalamualaykum wr wb..

안녕하세요

Intro dulu yaa. Sejak kecil saya sudah suka menulis. Apapun itu. Paling seneng kalau ada pelajaran mengarang cerita. Mungkin karena saya juga hobby membaca, jadinya juga suka menulis. Dengan menulis saya bisa meluapkan apa yang ada dipikiran saya. Saya bebas meluapkan imajinasi. Saya punya kebiasaan curhat melalui tulisan.
Dulu waktu jaman SD, SMP dan SMA saya menulis semua yang hal yang saya alami di buku diary. Beli buku diari yang ada gemboknya, biar gak ada yang baca (saat ini semua buku diary saya hilang). Saya juga suka menulis cerpen. Paling seru kalau menulis cerpen bertema horror. Selalu deh nulisnya siang-siang,haha. Dulu sebelum saya punya computer (dibelikan orang tua), saya menulis cerpen di buku. Iya, buku tulis, ditulis pakai tulisan tangan. Niat banget deh waktu itu, hehe. Okay, sudah dulu intronya.

Saat ini adalah jamannya teknologi. Lebih spesifik yaitu media social. Banyak sekali media social yang ada saat ini. Mulai dari Facebook, Path, Twitter, Instagram dan lain-lain. Menurut saya sang pengcipta media social membuat aplikasi tersebut untuk memudahkan komunikasi dan berbagi informasi. Dulu kalau kita pengen tau tentang informasi yang ada di dunia luar (luar negri), kita harus nonton berita di televisi. Coba bandingkan dengan sekarang. Berita lebih cepat menyebar di media social sebelum akhirnya masuk di televisi. Kalau dilihat dari sisi tersebut, peran media social menurut saya sangat berguna sekali. Tapi yang sedikit cukup banyak terjadi saat ini, sebagian orang-orang menggunakan media social untuk Curhat permasalahan pribadi. Dan menurut saya curhatan itu bukan untuk konsumsi public. Agak miris dengan yang seperti itu. Jujur dulu saya juga pernah curhat masalah pribadi di salah satu media social, haha. Lama-lama saya pikir-pikir hal itu sungguh memalukan. Entahlah postingan itu sudah aku hapus atau masih ada, hehe. Tapi sepertinya masih ada, ya sudah, biarkan orang lain baca. Itu artinya saya pernah melewati masa anak muda yang alay dan suka galau, haha.

Berkaca dari hal tersebut, saya mulai menyadari tentang sebuah fakta tentang menulis. Saat kita menulis sesuatu, kita akan menulis sesuai dengan apa yang dirasakan saat itu. Dan apa yang tertulis saat itu adalah apa yang ada dalam otak kita. Saat emosi memuncak, maka hampir 100% tulisan yang tercipta kebanyakan kata-kata negative. Hal ini karena hati dan otak kita sedang dikuasai oleh emosi yang tidak stabil. Saat marah, maka yang keluar adalah kata-kata yang kasar (mungkin). Saat sedih, maka yang keluar adalah kata-kata yang melow-melow drama, haha. Dan kebanyakan hasil tulisan saat emosi tidak stabil adalah tulisan yang memalukan (menurut saya) dan tidak pantas dibaca orang lain. Saya menyadari itu setelah membaca tulisan-tulisan saya sendiri (termasuk postingan lama di blog ini, haha). Sengaja tidak saya hapus, biar saya tau kalau saya sudah mulai berubah, hehe.

Sejak saya menyadari hal itu, saya tidak lagi bercurhat-curhat ria di media social. Saat saya bahagia, marah ataupun sedih, maka saya akan membuka Laptop saya dan membuka Ms Word dan mulai menulis (mengetik) apa yang saya rasakan saat itu juga. Kalau marah, ya marah, tulis saja apa yang ada di otak dan dirasakan hati saya. Bahkan saat sedih terkadang saya menulis sambil menangis. Saat bahagia, seperti orang gila menulis sambil senyum-senyum sendiri. Setelah puas, saya save tulisan saya, tidak lupa file tersebut saya password (karena banyak teman saya yang sering pinjam laptop, menjaga kerahasiaan). Dan setiap minggu atau saat saya sedang dalam keadaan tenang, benanr-benar tenang, saya mulai membuka file curhatan saya. Saya baca kembali tulisan tulisan saya saat itu. Terkadang saya terkejut dengan “tulisan emosi” saya sendiri. Ada kata-kata kasar, menyedihkan, dan memalukan. Tidak terbayang gimana kalau tulisan itu orang lain yang membaca. Dari tulisan tersebut, saya introspeksi diri saya sendiri. Misalkan, saya pernah menulis tentang keluhan saya saat saya bicara, teman-teman sepertinya cuek tidak tertarik mendengarkan omongan saya. Saat itu saya sedang membicarakan tentang sesuatu bla bla bla. Nah dari situ, saya berpikir, mungkin teman-teman tidak suka saya membicarakan hal tersebut. Atau mungkin teman-teman bosan karena saya bicara terus tentang hal tersebut. Saya bisa mengingat-ingat dan mengira-ngira banyak hal. Saya jadi berpikiran, oh ternyata saya orangnya selalu mengulang-ulang pembicaraan yang sama, apalagi topic tersebut adalah hal yang paling saya suka. Tapi dalam hati saya sedikit tidak yakin. Akhirnya saya tanya teman tentang hal tersebut, bener gak kalian gak terlalu suka aku ulang-ulang pembiaraan yang sama? Dan ternyata benar mereka tidak terlalu nyaman kalau aku ulang-ulang pembicaraan yang sama. Nah akhirnya aku tau satu sifat tidak baik dari diri aku. Akhirnya, kalau saya sudah pernah bicara topic A, ya sudah jangan diulang-ulang terus (untuk saat itu). Jangan ragu tanya sama teman kita tentang sifat baik dan buruk kita. Saya yakin, teman yang baik akan menjelaskan kepada kita dengan cara yang baik dan juga bisa memberikan saran yang baik. Tapi kalian harus yakin, teman ini adalah teman yang benar-benar baik terhadap kita. Banyak sekali yang bisa kita peroleh dengan membaca lagi tulisan emosi kita.

Coba deh pembaca sekalian praktekkan cara saya di atas. Jangan terburu emosi curhat di media social. Salurkan “bakat menulis” kita di computer kita sendiri. Simpan dalam waktu yang agak lama, kemudian buka dan baca lagi. Pahami diri kalian sendiri melalui tulisan tersebut. Koreksi apa yang salah, dan ubahlah menjadi lebih baik. Saya rasa itu lebih baik daripada mengumbar curhatan di media social. Saran saya, kalau mau posting sesuatu di media social, mending sesuatu yang bermanfaat, yang memotivasi. Missal posting resep masakan, tempat liburan, kata-kata mutiara, tips-tips jalan-jalan, ya pokoknya yang bermanfaat begitu.
Sekian dulu tulisan malam hari ini. Semoga tulisan saya bisa menginspirasi. Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan dan menyinggung hati para pembaca. Saya hanya menuangkan apa kata hati saya. Saya tau tidak semua orang bisa menerima pendapat saya (mengenai tulisan di atas), saya hanya berusaha membagikan sesuatu yang menurut saya bermanfaat.

Wassalamualaikum wr wb..

Selamat malam.. 아녕히 주무세요..

Terima Kasih.. 감사합니다.. 

3 komentar: